Ridwan Kamil Terancam Ahok Effect di Pilgub Jabar 2018

Post a Comment
Ridwan Kamil Terancam Ahok Effect di Pilgub Jabar 2018
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (RK) sudah memutuskan siap diusung Partai NasDem untuk menjadi calon Gubernur Jawa Barat 2018. 

RK tidak lagi tertarik menjadi Wali Kota Bandung, meski survei menunjukkan mayoritas warga Bandung masih menginginkannya memimpin Bandung.

Kini aktivitas RK meningkat tajam. Setiap akhir pekan RK melakukan safari bersama NasDem ke berbagai kota/kabupaten di Jawa Barat. 

Tim sukses RK di Pilgub Jabar 2018  kira-kira bertugas seperti Teman Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017. 

Bedanya, dulu Ahok mulai sebagai calon independen, lalu berbalik siap diusung PDIP, NasDem, dan Hanura. RK sudah ada  mendukung, Nasdem, meskipun jika Nadsem sendirian tidak bisa mengusung RK.

Perjalanan RK Mirip Ahok

Perjalanan karier Ridwan Kamil (RK) mirip-mirip Ahok, yakni sama-sama kandidat non partai. meninggalkan partai pendukung (Gerindra), pandai memanfaatkan media sosial (medsos), dan dideklarasikan pertama kali oleh Partai Nasdem.

RK maju dalam Pilkada Kota Bandung 2013 diusung oleh PKS dan Gerindra. Ketika itu PKS baru saja memenangkan Pilkada Jabar dan mesin politiknya masih panas. Hanya saja, mereka tidak punya figur yang kuat untuk Pilwalkot Bandung, lalu muncullah nama RK, seorang arsitek perencanaan kota.

Tak lama setelah terpilih sudah terlihat gelagat RK mulai meninggalkan partai pendukungnya. Dalam berbagai kesempatan RK selalu mencoba menegaskan bahwa dirinya adalah figur independen. 

Kesannya dia ingin menghapus jejak dan bayang-bayang PKS dan Gerindra. Tidak seperti Ahok, RK tidak perlu keluar dari partai, karena memang tidak pernah secara resmi menjadi anggota. Sementara Ahok memutuskan keluar dari Gerindra ketika berbeda sikap dalam soal sistem pilkada langsung menjadi kembali ke DPRD.

Dukungan Partai Nasdem kepada RK disertai tiga syarat. 
  1. RK harus menjadikan Jabar sebagai benteng Pancasila. 
  2. Tidak menjadi anggota parpol. 
  3. Mendukung pencalonan Jokowi sebagai Capres 2019. 
Ketiga syarat itu diterima secara mutlak oleh RK. Entah apa kalkulasi politiknya, tetapi langkah RK bisa dipastikan telah menjadi blunder besar, apalagi bila dikaitkan dengan Ahok Effect dan hasil Pilkada 2017.

Ancaman Ahok Effect 

Ridwan Kamil Sungkem kepada Megawati
Ahok Effect memberi dampak negatif bagi partai-partai pendukungnya. Dengan Ahok Effect yang sangat merusak, agaknya pilihan waras bagi partai-partai Islam menghindar jauh-jauh dari RK, bila mereka tak mau terpuruk lebih dalam. Yang paling mungkin bergabung dengan Nasdem adalah PDI-P.

Bila PDI-P bergabung dengan Nasdem, maka lengkap sudah posisi RK with enemy. Formasi ini akan dengan mudah mengingatkan publik Jabar dengan partai pendukung Ahok di Jakarta. 

Jadi, siapa pun lawan RK, akan dengan mudah mengkapitalisasi memori pemilih di Jabar yang mempunyai sentimen negatif yang kuat terhadap Ahok.

Ahok Effect akan memberi dampak perlawanan yang sulit dikalkulasikan. Jangan lupa pada waktu ABI III Jabar melalui para santri dari Ciamis telah memberi kontribusi yang luar biasa terhadap kebangkitan semangat umat Islam seluruh Indonesia.

Jalan kaki dari Ciamis-Jakarta sepanjang 370 Km saja hanya soal kecil bagi mereka, apalagi cuma long march dari Ciamis-Bandung. Itu mah sudah jadi menu sarapan pagi.

Bagi RK Pilgub Jabar akan menjadi medan pertempuran berat. Jabar bukanlah Bandung. Dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia dengan wilayah yang juga luas, Jabar adalah lautan, samudera dengan gelombang yang ganas. 

PKS-Gerindra kapal yang lengkap dengan awak plus logistiknya yang mengantarkannya menjadi orang nomor satu di Bandung, ditinggalkan begitu saja. Dia melompat ke kapal lainyang tengah diamuk gelombang pasang. 

Bila tidak pandai-pandai meniti gelombang, kapal akan tenggelam dan dia ikut tenggelam bersamanya. Kecuali bila dia bisa menyiapkan sekoci penyelamat.

Orang bijak mengajarkan kepada kita sebuah petuah “If you want to go fast, go alone. If you want to go far, go together.” RK tampaknya ingin pergi cepat meninggalkan jabatan sebagai Wali Kota Bandung yang baru akan berakhir pada September 2018, mengejar jabatan gubernur yang lebih menggiurkan. 

Di Pilgub Jabar 2018, jika Ridwan Kamil berhasil dicalonkan Partai NasDem dan partai koalisinya --kemungkinan PDIP-- maka RK akan berhadapan dengan Deddy Mizwar yang kemungkinan diusung Gerindra, PKS, PAN, juga melawan Dedi Mulyadi yang kemungkinan diusung Golkar, PKB, dan Hanura. (Sumber).*

Related Posts

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *